Furoshiki ** Seni Melipat Kain**
Furoshiki
merupakan potongan kain berbentuk persegi yang digunakan untuk
membungkus dan nmembawa karung. Furoshiki dapat dibuat dari kain sutra,
katun, biasanya terbuat dari bahan-bahan yang didaur ulang. Mereka
membuat dengan ukuran, model dan kisaran harga yang bervariasi.
Kain
yang digunakan untuk membungkus dan membawa barang telah lama dikenal
manusia. Kain ini dapat dijumpai hampir di seluruh kebudayaan di dunia.
Namun sebaliknya di Eropa. Di Jepang, asal-usul Furoshiki bermula di
periode kekuasaan Nara. Saat itu Furoshiki disebut dengan Tsutsumi, pada zaman kekuasaan Heian mereka disebut dengan Koromo-zutsumi dan digunakan untuk membungkus pakaian.
Kemudian,
di Zaman Muromachi, Shogun Yoshimitsu Ashikaga membangun tempat
pemandian yang besar (Ou-yudono) dimana Daimyos dari seluruh penjuru
negara datang ke sana untuk mandi. Setelah mereka melepaskan pakaian
mereka, mereka membungkusnya dengan kain sutra, yang biasanya tertera
simbol keluarga, ini sebagai penanda supaya pakaian milik mereka tidak
tercampur dengan orang lain. Di Zaman Edo, tempat pemandian umum menjadi
sangat populer di kalangan masyarakat. Walaupun mereka tidak
menggunakan tas berbahan vinil serta kelengkapan lainnya seperti
pendahulu mereka , mereka membawa sabun, handuk dan pakaian dalam sebuah
kain yang disebut Furoshiki. Adapun keranjang atau kotak persegi untuk menyimpan pakaian, seperti yang kita punya sekarang, belum dijumpai pada zama Edo.
Orang-orang
biasanya membentangkan kain yang akan dilipatnya di lantai seperti
tikar, lalu mereka melepaskan pakaiannya, melipatnya , lalu
,membungkusnya dengan rapi. Saat mereka selesai mandi, mereka melipat
handuk yang basah, membereskan sabun dan kelengkapan lainnya untuk
mereka bawa pulang ke rumah.
Penjelasan mengenai kata Furoshiki, terdiri dari kata Furo yang artinya mandi dan Shiku yang artinya membentangkan.
Sekarang, Furoshiki dapat digunakan dalam kebutuhan yang berbeda, tergantung dari ukurannya. Furoshiki yang
kecil dapat digunakan untuk membungkus uang sebagai hadiah, tempat
tisu, keranjang kecil, buku-buku, buah dan tidak lupa bekal nasi.
Sedangkan Furoshiki yang besar dapat digunakan untuk kain
pembungkus botol, semangka, kotak besar, tas belanja, taplak atau dapat
juga digunakan untuk dekorasi perayaan Natal atau Tahun Baru. Saya biasa
menyimpan pakaian dengan rapi di dalam koper atau tas untuk perjalanan,
Saya juga biasa menggunakannya sebagai kain pembungkus komputer dan printer tentunya. Saya yakin, banyak cara untuk menggunakan kain ini, semuanya tergantung dari kreativitasnya masing-masing.
Furoshiki biasa didapatkan dari potongan-potongan kain kimono dari toko-toko besar (seperti Toko Mitsukoshi atau Toko Yamakataya), tapi mereka menjualnya kembali di toko kimono yang lebih kecil.
Harga Furoshiki yang berukuran 45 cm x 48 cm berkisar mulai dari 500 Yen ke atas, furoshiki yang
berukuran 90 cm x 93 cm mulai dari 1500 Yen dan yang berukuran 105 cm x
108 cm seharga mulai 2000 Yen ke atas. Kisaran harga tergantung dari
ukuran, bahan, model dan pabrik yang memproduksi barang. Saat Anda
membeli furoshiki, sebaiknya mengetahui bahan yang akan dibeli,
apakah terbuat dari sutra sehingga dapat dicuci menggunakan uap panas
atau terbuat dari bahan benang kapas (wool) sehingga harus dicuci
menggunakan tangan. Saya lebih memilih bahan yang terbuat dari benang
kapas, karena harga yang lebih murah.
0 comments
Posting Komentar